Kamis, 04 Maret 2010

Sejarah singkat komunitas Suku Kenyah Desa Pampang




Menyebut Suku Dayak, mungkin yang terlintas dibenak suku yang tinggal di pedalaman hutan Kalimantan yang sulit dijangkau. Lain halnya dengan Suku Dayak Kenyah, kita cukup datang ke Kota Samarinda bagian Utara, Kalimantan Timur, tepatnya di perkampungan Dayak, Desa Pampang. Perkampungan Dayak Kenyah ini terbilang cukup mudah di kunjungi. Kita tidak perlu naik turun gunung apalagi keluar masuk hutan belantara. Karena perkampungan ini terletak sekitar 20 Km dari kota Samarinda dan itu pun bisa ditempuh dengan kendaraan karena jalan beraspal mulus. Kawasasn Wisata Budaya Pampang terbentuk akibat perpindahan suku Dayak Kenyah dari Apokayan Kabupaten Bulungan melalui Muara Wahau, Long segar, Tabang, Long Iram, Kabupaten Kutai pada tahun 1967. Eksodus dalam kelompok (berjumlah lebih kurang 35 KK) bergerak dari Utara menuiju selatan hingga pada tahun 1973 an, mereka mulai merintis kehidupan di lokasi Pampang, Keluruhan Sugnai Siring Kecamatan Samarinda Utara (lebih kurang 25 km dari pusat kota Samarinda) Semula kawasan tersebut merupakan hutan, namun setelah warga Dayak Kenyah dari Desa Long Segar, Apokayan, Kabupaten Bulungan yang bermigrasi, kawasan itu kemudian berkembang seperti sekarang ini. Hingga kini penduduk Pampang sudah sekitar 1.000 jiwa. Kendati menerima budaya modern dari luar, warganya tetap teguh mempertahankan tradisi sehingga perkampungan ini dijadikan Desa Budaya Pampang oleh Pemerintah Kota Samarinda. Ciri khas dari suku ini adalah bertelinga panjang yang menurut mereka itu menanadakan bahwa merreka berbeda atau bukan seekor monyet. Selain itu, mereka juga menggunakan tato di lengan dan kaki mereka. Namun, tato tersebut tidak sama antara tato untuk keturunan raja dengan rakyat biasa. Untuk keturunan raja, tato di lengan merupakan gambar orang, untuk di kaki, tato tersebut digambar sampai ke lutut. Sedangkan untuk rakyat biasa, tato hanya berupa ukiran biasa. Suku Dayak di seluruh pelosok Kalimantan saat ini berjumlah sekitar 19 suku. Setiap suku memiliki pemimpin (kepala suku) dan adat istiadat yang berbeda. Begitu juga dengan Suku Dayak Kenyah yang tinggal di Desa Pampang ini. Warga Dayak Kenyah di Pampang tetap mempertahankan budaya leluhurnya, seperti menenun, mengukir, dan membuat aneka kerajinan tangan. Di desa ini pun masih terdapat Lamin (rumah panjang khas Dayak). Bagi para wisatawan yang ingin membeli souvenir, di Desa Pampang banyak orang yang menjajakan berbagai pernak pernik dari yang kecil hingga yang besar seperti gantungan kunci dan patung kayu. Nara Sumber: • Pejalung Kila • Pujang Laik • Pengang Din • Martin Abad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar